Yo....para blog-reader (bukan card reader) yang
setia heheh. Kali ini gue bakal share curhatan seseorang yang menyempatkan
waktunya buat cerita dan bertanya. Sebelumnya gue berterima kasih soalnya....Ini
pertanyaan cukup dibikin pusing sama kata-katanya tapi akhirnya bisa gue jawab,
Karena apa? Iya karena gue juga penasaran apa jawaban tepatnya hehe tapi ini
menurut versi gue lho. Disini gue cuma membantu aja, Kalian sebagai para
pembaca juga bisa nambahin yang lebih tepatnya kok tapi dibawah komentar ya^^.
Langsung aja ke pertanyaan nya ya heeheee....Okay cekidot!
Tanya:
1. "Kalau yang namanya kesempurnaan itu gak ada dan kita terus
mengejar kesempurnaan, apa gue berarti mengejar sesuatu yang gak ada?"
2. "Lalu jika yang namanya memaafkan itu melupakan, bagaimanaa cara
melupakan sesuatu yang telah kita maafkan?”
Jawaban pertama:
“Kalau yang namanya kesempurnaan itu gak ada, bukan berarti kita mengejar
sesuatu yang gak ada. Kenapa? Karena dengan semua masalah ada, kita seharusnya
terus berusaha menyikapinya dengan sikap terbaik agar mendapatkan tujuan yang
sama.
Karena kita ga sempurna,maka masalah akan terus datang. Dengan terbiasanya
kita akan hal itu seharusnya kita menyikapi dengan fikiran yang dewasa.”
“Manusia emang ga ada yang sempurna kok. Hmmm tapi kita (manusia) adalah
mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lain, jadi kita masih
punya akal fikiran yang jernih dan sehat buat menyikapi masalah J dan yang gue tau,
ga ada manusia yang luput dari kesalahan dan masalah”
Jawaban gue yang kedua:
“Memaafkan bukan berarti melupakan kok. Memaafkan itu ada karena konflik
atau masalah yang timbul sebelumnya. Sifat dasar manusia ga akan pernah lupa
akan adanya konflik. Kecuali ada konflik yang datang lebih hebat daripada
konflik sebelumnya.”
*lalu uban uban berguguran sepanjang gue mikir jawaban di atas.....*
*nevermind* Oke lanjut pertanyaan berikutnya...
Tanya:
1. “Bagaimana kita tahu apa yang kita pilih
itu ‘benar’? Bagaimana kita tahu apakah kita akan bahagia dengan pilihan kita.
Aksi kita. Konsekuensi kita...”
2. “Lalu apa yang harus kita lakukan pada
kenangan yang memaksa untuk terus diingat?”
Lalu jawaban gue pertama....
“Kalau kita tahu apa yang kita pilih akan selalu benar dan akan bahagia
dalam pilihan kita. Kita ga akan pernah melewati fase ‘pendewasaan’ lho. Kita
ga akan pernah melewati fase penyesalan. Ga akan pernah melewati fase ujian.
Iya, ujian yang meningkatkan kesabaran kita, kesabaran hati kita yang pernah
disakiti dan dikecewakan”
Jawaban gue yang kedua....
“Memang, yang namanya kenangan itu pasti diingat,harus! Tapi kenangan yang
seperti apa itu? Kenangan yang patut diingat itu adalah kenangan manis dengan
orang yang tepat,kenangan bahagia dengan orang yang benar benar kita sayangi
dan meyayangi kita..
Ini terjadi belum lama sama kehidupan gue. Iya, sekarang yang tersisa
tinggal kenangan, antara gue...keluarga gue.... dan seseorang yang telah
meninggalkan kami,yaitu Om gue.
Apakah kenangan bersama om gue harus gue lupakan?"
Oke lanjut ke topik berikutnya.....
“Bagaimana jika sebaliknya? I mean, kenangan bersama orang yang ‘pernah’
benar benar menyayangi kita, lalu ia mengecewakan kita?”
"Yup,kenangan seperti itu emang ga akan dilupa. Tapi jika kenangan
manis itu ternyata dari orang yang mengecewakan kita setelahnya,untuk apa
diingat? Rasa kenangan manis itu perlahan lenyap! Lenyap oleh pahit yang dia
berikan”
Naah...gimana guys? mungkin ada salah satu pertanyaan kalian yang udah
kejawab.
Buat kalian para pembaca yang mau nambahin silahkan di kolom komentar^^
Kritik dan saran dipersilahkan loh! Tanpa kritik dan saran kita bakalan
begini begini aja.
Terima kasih buat yang udah nyempetin baca. Tulisan berikutnya pasti nyusul
kok heheee.
Contact me! on
facebook : Rizqy Adhisatya
Twitter : @AdhisatyaR
Email : rizkyadhisatya@gmail.com
